antologi.dunia: Warkah Yang Datang Bersama Embun

Khamis, 13 September 2012

Warkah Yang Datang Bersama Embun


Pagi ini jadi saksi

Pagi masa ini tandanya adalah pemulaan. Pemula bagi hari baru. Setelah sekian malam yang hening, pagi perlahan-lahan datang bersama embun, dingin dan sepi. Dan, pagi masa ini menjadi simbol pada permulaan – yang bakal ada.

Saat di mana sekian manusia masih dalam dunia khayalan, kita pula bangkit daripada pembaringan. Menyahut lamaran hari baru. Saat mata terbuka, dan saat itulah kita juga tak menyangka langsung dan mengetahui apa takdir Tuhan yang akan bertemu kita di pagi masa.

Setelah siap-siap, kita menuruni tangga yang berbeza lalu berjalan dari dua arah nan lain. Tuhan itu menemukan kita di tengah-tengah sepi kemudiannya – sewaktu kita berpapasan, dalam langkah menuju tujuan yang sama.

Gamam dan terhenti.

Ia tak terduga. Sebuah pertemuan yang kita tak duga. Tapi, inilah ketentuan Tuhan. Pertemuan itu berlaku setiap kali hari baru bertandang. Pertemuan itu adalah pemberian-Nya. Dan kini saat itu adalah milik kita.

Pagi yang bermula setiap kali malam menjauh pergi itu; pertemuan dalam waktunya menambah erti. Setiap pertemuan itu anugerah Tuhan. Dia mengetahui benar-benar apa yang kita tak tahu, bahkan Dia juga lebih mengetahui benar-benar tentang apa yang kita tahu.

Pagi bening itu tatkala kita menuruni tangga kita tak tahu akan pertemuan yang bakal bersua. Sewaktu kita memandang sekitar yang sunyi dan menoleh belakang yang kita telah lalui, kita tak fikir langsung akan perihal pertemuan ini. Apakah yang berdetik? Hatta semasa kita berjalan di laluan itu, kita tak jangka takdir Tuhan itu sebenar hanya selangkau sahaja di depan kita.

Namun, takdir Tuhan tentang pertemuan ini sudah dirancang. Ia berlaku pada sesiapa, juga pada kita. Bersemi dengan embun pagi yang lembut turun, ia menjadi lebih terasa pada hati.

Teman yang kita temui itu, adalah anugerah berharga pemberian Ilahi. Ia adalah pemberian yang terbaik yang Tuhan tetapkan untuk kita. Tiada yang tak baik pemberian-Nya. Sama ada kita suka atau tidak – ia sudah ditentukan.Dan ia tetap yang terbaik sebagai pemberian daripada Tuhan. Hikmah di sebalik apa yang diberikan-Nya itu kepada kita cukup besar sekali. Sebegitulah pertemuan yang tak terjangka pada pagi bening ini, dan begitu juga sekalian perkara yang mendatang.

Tidak semua temu itu bertemu kala saat indah

Ketemuan itu adalah tak disangka-sangka, tak terjangka. Kita ketemu dengan teman selepas menuruni tangga, sewaktu langkah tenteram, menuju tempat yang sama. Namun, tidak semua seperti kita.
Bertemu teman setia itu di bawah rahmat Ilahi. Waktu susah, waktu senang ia tetap ada menghadirkan diri. Bertemu teman setia tidak hanya pada waktu bahagia. Ia berlaku bila-bila.

Jika kita bertemu di bawah cahaya bulan, ada yang bertaut dalam gelap gelita teraba-raba. Sesiapa yang ketemu saat senang gembira, ada yang berjumpa bertaut hati dalam ruang walang berduka pula. Ada yang mengikat bila saat kelahiran, begitu juga ada bertemu bila hadir waktu kematian. Kita bertemu selepas menuruni tangga dengan selamat, dan kita juga mungkin akan ketemu selepas berjatuh tangga dengan tidak selamat. Bila aman menebar, bila perang melanda; bila cerah tersebar, bila malapetaka alam mengada; pertemuan dengan teman yang bakal setia itu tetap berlaku selagi Tuhan mengizinkan.

Tuhan itu amat mengerti. Pertemuan yang diatur setiap satu ada maksud istimewa. Ia bukan sia-sia. Apatah lagi bersifat suka-suka.

Seperti kita bertemu dalam langkah kita di dingin sepi, tapi terjangkau kita pertemuan saat panas berbahang dan kita menangis bersendiri? Pertemuan yang sebegitu punya makna yang apa? Pertemuan saat yang itu apakah nilai dan rasa?

Pertemuan dan hati

Kala embun datang di waktu pagi, ia akan pergi kala matahari meninggi. Kala pagi kita bertemu setia, pada petang hari ia mungkin akan bertamat. Entah selamat, entahkan tidak. Kala pagi kita membuat kenal, tidak dinafikan kala itu kita pun boleh membuat musuh kental.

Pertemuan itu adalah sesuatu yang perlu dihati-hatikan. Silap langkah perkara yang baik akan bertukar tidak baik.

Teman boleh menjadi lawan. Dan lawan itu tidak mustahil pula akan menjadi lawan. Kerana embun yang turun kala dinihari boleh membawa lapang tenteram, kerana embun jua kita mampu dapat sakit dan demam.

Pagi masa ini tandanya adalah pemulaan. Saat mata terbuka, dan saat itulah kita juga tak menyangka langsung dan mengetahui apa takdir Tuhan yang akan bertemu kita di pagi ini – dan sepanjang perjalanan hari.

Saat embun menyelimuti dinihari dan saya berjalan di jalan sepi bersimbah lampu jalan perang. Di tengah jalan saya terfikir, apakah akan ada sesiapa yang saya temui berpapasan dengan diri ini  – yang sudi untuk menjadi teman sejati.

Tuhan itu yang menemukan. Sungguh pasti.

Tiada ulasan: