tag:blogger.com,1999:blog-9167057209523318747.post606075133174162132..comments2023-05-28T23:21:00.223+08:00Comments on antologi.dunia: Rintik-Rintik Di Tanah KontangJamal Alihttp://www.blogger.com/profile/06532929360413959554noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-9167057209523318747.post-52523718131330946662012-11-27T02:19:29.919+08:002012-11-27T02:19:29.919+08:00@Nur Suhada
Saya terpanggil untuk membalas setela...@Nur Suhada<br /><br />Saya terpanggil untuk membalas setelah mendengar dengan mata - untuk menitip semangat untuk jiwa.<br /><br />Ianya bukan pemula tetapi adalah sokongan.<br /><br />Bunga sekuntum dari desa itu tak perlu gundah, Tuhan itu sentiasa menjadi teman - ke mana-mana.<br /><br />Jamal Alihttps://www.blogger.com/profile/06532929360413959554noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-9167057209523318747.post-57293640741407474432012-11-26T23:10:07.441+08:002012-11-26T23:10:07.441+08:00Lewat senja, hujan nan merenik datang singgah. Mem...Lewat senja, hujan nan merenik datang singgah. Membasahi sekuntum bunga yang kekadang - terkuncup - mekar - kembang.. Membasahi tanah nan amat kontang. Lalu ia membasah, menyejukkan akar si bunga. Bunga kembali menyegar, segar dan malar. <br /><br />Saudara Jamal, terima kasih atas entri ini. Tiba-tiba terpanggil bertandang ke sini. Rupanya, ada hujanan motivasi untuk sekuntum bunga untuk terus mekar dan mekar lagi. <br /><br />Bunga desa sekuntum itu harus kuat. Walau di mana ia terpaksa tumbuh. Ya, dan saya harus begitu. :)Nur Suhadahttps://www.blogger.com/profile/04919796780042006662noreply@blogger.com